Galau Breaking News :

Kategori

agnes monica agustusan air alam alien amerika ampuh aneh asi asia ayam bahasa bahaya bau kaki bbm bintang bioskop blog bodoh bola bullshit bulu bumi busana cahaya canggih cantik cermin china cinta ciuman daging darah demam derita digital dindong dosa dunia einstein ejakulasi emansipasi fakta fanatisme fenomena film gagal gaji galau game gempa gemuk gila gosip graffiti gunung guru hadiah hari kartini hewan hiperseks hobi hollywood horus hotel iceland ilmiah ilmuwan ilusi indonesia inggris internet iseng jakarta jangkrik jepang jomlo jorok junkfood jupiter kado kafein kalender kalimantan kamar kanker kantor katak kawin kaya keberuntungan kecanduan kehamilan kehidupan kejutan kematian kentut kenyang kereta kesetiaan kesialan klasik koki kontroversi kopi kosakata kucing kungfu langka legendaris libur lilin lomba lucu lukisan maag mabok mabuk makanan malam malu mandi mandul mantan kekasih manusia masakan masturbasi mata mati lampu meninggal menstruasi merk minuman misteri mitos mobil mode motor murah murid museum muslim nasehat negara nokia nongkrong nyamuk ombak online optik otak pacar pacaran pajak panda panjat tebing pantai patah hati payudara pede pelangi pemandangan pemutih gigi pencegahan penduduk penguin penyakit perkawinan pernafasan pernikahan pesawat petuah pipis pms populer porno prediksi pria profesi punah putus rahasia rambut restoran rumah sapi sehat sejarah seks selebritis selingkuh sendal seni senjata sepeda serangga sinetron situs sms stres sungai surat tahun tanaman telematika tempe tentara tercepat terkaya terlentang teroris tidur toilet tokek trend Tuhan uang ultah unik unyu upacara usia usus virus wanita

Ada Rahasia Tersembunyi Dalam Usus Panda

Panda raksasa, hewan yang menjadi ciri khas negeri China ternyata tidak begitu saja mengonsumsi bambu.

Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of National Academy of Sciences, ada mikroorganisme di usus mereka yang membantu mencerna tumbuhan itu meski usus mereka sebenarnya lebih cocok untuk makan daging.

http://assets.kompas.com/data/photo/2011/10/19/2214316620X310.jpg

Di dunia satwa, panda (Ailuropoda melanoleuca) merupakan hewan yang paling pilih-pilih dalam urusan makanan. Di alam bebas, mereka makan lebih dari 12 kilogram bambu setiap hari dan hanya sedikit mengonsumsi makanan lain.

Mereka perlu makan sebanyak itu karena meski bambu mengandung protein, gula, lemak, dan nutrisi lain, sebagian besar kalorinya terkunci di serat selulosa yang sulit dicerna.

Dari sebuah penelitian terhadap dua ekor panda, diketahui bahwa 92 persen selulosa dan 73 persen hemiselulosa pada bambu yang dimakan panda hanya ‘numpang lewat’ dan berakhir di feses.

Sebagian besar herbivora mengembangkan cara untuk memecah selulosa menjadi gula. Sebagai contoh, sapi dan hewan lain memiliki sistem pencernaan rumit yang memiliki beberapa perut yang penuh dengan mikroba. Mereka mencerna berkali-kali untuk mengekstrak nutrisi dalam jumlah maksimal.

Namun panda merupakan beruang, hewan yang umumnya mengonsumsi daging dan tidak memproduksi enzim yang dibutuhkan untuk mencerna selulosa atau memiliki mikroba seperti hewan herbivora.

Dari survei terhadap usus panda, ternyata hewan itu punya mikroorganisme yang sama seperti beruang hitam, beruang kutub, dan pemakan daging lainnya.

Fuwen Wei, ekolog dari Institute of Zoology, Chinese Academy of Sciences di Beijing kemudian memperhatikan lebih lanjut mikroba yang hidup di dalam usus panda.

Mereka mengumpulkan sampel dari 7 ekor panda liar di pegunungan Qinling dan Xiangling di China tengah dan barat, serta 8 ekor panda yang ada di penangkaran untuk diteliti DNA, bakteria dan juga gen mikrobial yang ada di usus mereka.

Meski panda liar dan panda yang ada di penangkaran mengonsumsi makanan serta punya gaya hidup yang berbeda (panda di penangkaran memakan lebih beragam makanan termasuk buah dan susu), mereka cenderung memiliki spesies mikroba yang sama di ususnya.

Kedua kelompok beruang itu punya enzim yang memecah selulosa menjadi gula yang lebih sederhana.

Enzim mikrobial itu membantu panda mengekstrak energi lebih banyak dari sedikitnya jumlah bambu yang berhasil mereka proses.

Mikroba ini merupakan bagian dari adaptasi evolusioner, selain rahang dan gigi yang kuat, jari dan tulang yang memungkinkan mereka mencengkram tangkai, yang membantu panda hidup hanya dari bambu meski mereka punya sistem pencernaan hewan karnivora.

Meski demikian, Ruth Ley, mikrobiolog dari Cornell University, New York menyebutkan, panda juga punya enzim pencerna selulosa yang lebih sedikit dibandingkan spesies herbivora non eksklusif seperti manusia.

"Kami melihat panda sebagai hewan yang beradaptasi dengan buruk. Cara utama bagaimana panda beradaptasi terhadap makanan berkualitas rendah bukanlah lewat mikrobiota seperti sebagian besar hewan lain, tetapi dengan cara makan terus menerus selama 15 jam per hari," ucapnya.

Sumber :
kompas.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates